Recent Article

The Sweet Killer


Lama nggak nengokin tak kira dah karatan ni blog. Berhubung agak lama nggak mosting sesuatu disini, ijinkan saya untuk curhat. Temanya adalah 'The Sweet Killer"  gambarnya di atas itu hehehe... Namanya May, tapi tidak lahir dibulan Mei. Dia lahir dibulan September, harusnya namanya Septi. tapi nggak tau kenapa orang tuanya ngasih nama May. Dah gitu anak kedua tapi dikasih nama Eka, katanya dia anak perempuan pertama makanya dikasih nama eka. Namun ditempat lain ada juga yang absurd kayak gitu, anak pertama dikasih nama Dwi. Ketika kutanya kenapa dikasih nama Dwi, dia bilang kata orang tuanya yang pertama orang tuanya, nah dia yang kedua makanya dikasih nama Dwi.

Kembali ke 'The Sweet Killer" aku mengenalnya sekitar tahun 2008 di salah satu kawasan Jogja tengah. Saat itu dia duduk-duduk nggak jelas gitu. Kemudian berlanjut hingga sekarang. Menurutku seperti judulnya dia adalah pembunuh termanis yang pernah aku kenal. Jangan tertipu dengan penampilan fisiknya. Wajah inocent, kawai-kawai gitu. Tapi kalo dah ngambek, susah bujuknya. Jangankan cuma ditawarin permen, es kri atau coklat, ditawari ke Universal Studio Singapura pun nggak bikin dia baikkan. Tapi Kalau diiming-imingi ke Padang Murah Kota Gede, langsung deh senyumnya mengembang kemana-mana. Kenapa aku sebut dia pembunuh termanis yang pernah aku temui, soalnya kalau dia minta sesuatu, susah buat nolaknya. Untungnya sampai sekarang permintaannya nggak pernah aneh-aneh. Paling cuma minta dianterin nagih utang doang. Nggak nyangka kan pembaca wajah seimut gambar di atas ternyata dept collector.

Tapi sesangar-sangarnya dia, dia tetap wanita yang seutuhnya. Yang kadangkala kemauannya sulit dimengerti saya sebagai laki-laki sejati. Dan kalau sedang salahpaham dia berubah menjadi 'The Sweet Killer'. Akan tetapi dia adalah salah satu Die Hard Fans ku. Mudah-mudahan dia membaca ini, seandainya terpaksanya dia membaca, mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang diinginkan.. hehehehe.. SEKIAN.. MERDEKA!!!!

Mengenang



Mengingat kembali tentak jejak kita di antara hujan
Entah siapa yang telah menghapusnya

Masih ingatkah kau?
Saat kau sandarkan kepalamu sambil mengusap
butiran air yang keluar dari matamu
dengan lirih kau berkata
"Akankah kita meneruskan perjalanan ini?"
aku hanya mengangguk sambil menerawan ke kegelapan

Aku mengerti apa yang kau takutkan
Kemudian aku menuntunmu kembali melangkah
sambil berkata "Sekarang bukan saatnya untuk menyerah"
dan kau pun membisu
"Mungkin aku akan melewati kegelapan ini sendirian"
Kataku sambil mengusap air matamu
"Tunggulah disini sampai aku membawakan obor untukmu"
Kau pun mengangguk sambil tersenyum tipis

Dan akupun melanjutkan perjalanan tanpamu
Dengan keyakinan kau akan tetap menungguku

Entah...

 
Support : Yogyakartas.com
Copyright © 2014. xSNWNx - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Developed by MIW
Proudly powered by Blogger