Home » , » Dancing With The Bird

Dancing With The Bird


Artwork ini terinspirasi dari keceriaan anak-anak yang naïf, tidak banyak memiliki kepentingan seperti orang-orang dewasa. Ketika mereka bangun dari tidurnya kemudian melanjutkan mimpinya di alam nyata. Di atas bukit yang hijau bunga-bunga bermekaran pohon-pohon rindang memberikan kesejukan, dia berlari-lari membawa balon ditemani burung-burung yang riang bernyanyi menyanyikan lagu-lagu cherrybelle (hix..hix..). bersama terbitnya mentari yang menguapkan embun-embun dari balik dedaunan. Tidak perlu takut polusi karena disana tidak diciptakan kendaraan bermotor. Melompat ringan tanpa beban tanpa perlu memikirkan apakah nanti masih bisa makan enak atau harus bersembunyi menghindari debt collector yang datang menagih uang panci yang sudah rusak. Polos dan penuh kejujuran tanpa ada kemunafikan. Tidak perlu menjadi korban majalah mode seperti orang-orang dewasa. Impian surealistik anak-anak kadang tidak bisa dimengerti oleh orang dewasa yang impiannya sudah menjadi realistis dan materialistis.

Di hayalan anak-anak mereka bisa berbicara dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan mereka berinteraksi dengan mereka tanpa perlu jejaring sosial yang membuat orang dewasa mengidap gangguan pemusatan perhatian dan autis. Padahal jika anak-anak mengidap hal tersebut orang tuanya mencarikan dokter spesialis untuk menyembuhkannya. Mereka masih bisa bermimpi menjadi personel cherrybelle sedangkan aku bermimpi untuk menjadi polwan saja sudah tidak mungkin lagi selain usia sudah lewat, ternyata Polwan hanya untuk wanita. Kenapa di Kepolisian terjadi diskriminasi gender, sedangkan dulu Ibu Kita Kartini dengan sekuat tenaga memperjuangkan persamaan hak antara wanita dan pria. Namun sekarang yang terjadi wanita semakin berkuasa. Wanita boleh menjadi Polisi, tapi kenapa pria tidak boleh menjadi Polwan?!. Mungkin ini emansipasi yang kebablasan atau entah apa jawabannya, atau hanya dinas kepolisian yang bisa menjawabnya.

Kembali ke anak-anak..hahaha..dunia yang asyik ketika warna-warna menjadi kesatuan yang menarik dan mereka bermain-main di antaranya. Tertawa, menangis tidak ada kegalauan karena yang mereka tahu jika senang tertawa, jika sedih menangis. Tidak ada menangis dalam tawa seperti orang-orang dewasa. Untuk teman-temanku yang sudah tidak berani bermimpi, menyedihkan sekali kehidupan kalian. Tirulah mereka aku yakin waktu anak-anak dulu kalian berani bermimpi setinggi langit. Jangan takut bermimpi tema-teman karena aku masih berani bermimpi melebihi kemampuan orang normal memikirkannya, karena aku selalu hidup di dunia impian sampai saat ini. Terwujud atau tidaknya impian itu tergantung usaha dan berkah Tuhan, jadi apa yang harus ditakutkan?!.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Yogyakartas.com
Copyright © 2014. xSNWNx - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Developed by MIW
Proudly powered by Blogger